Posted by : Anthony Hijra a.K.a Tony
Rabu, 21 Agustus 2013

Kandungan yang ada di dalamnya
memiliki peran berbeda sehingga penerapannya harus tepat agar tidak
menimbulkan efek apapun. Cara kerja dari antiseptik dan disinfektan
memang sama, yaitu senyawa yang terkandung di dalamnya akan menembus
dinding sel organisme seperti bakteri. Nantinya cara kerja di dalam sel
tersebut tergantung dari senyawa yang terkandung di dalam antiseptik dan disinfektan tersebut. Pada umumnya senyawa ini akan mengganggu metabolisme sel atau mengubah permeabilitas dari dinding sel mikroorganisme.
Ada beberapa perbedaan antara antiseptik dengan disinfektan, yaitu:
1. Antiseptik
Zat kimia ini penggunaannya diterapkan
pada kulit yang hidup atau jaringan tertentu untuk mencegah terjadinya
infeksi dan umumnya tidak terlalu toksik, sehingga tidak berbahaya bagi
kulit.Antiseptik biasanya digunakan saat seseorang mencuci tangan atau sebelum melakukan operasi.Antiseptik biasanya mengandung alkohol, chlorhexidine dan anilides.
2. Disinfektan
Penggunaan senyawa ini diterapkan pada
permukaan, peralatan atau benda mati lainnya, sehingga kadarnya lebih
toksik. Jika salah digunakan bisa menyebabkan pengerasan kulit, luka
serta peradangan.Desinfektan sering digunakan untuk peralatan pembersih
rumah tangga.Desinfektan mengandung glutaraldehhid, vantocil,
ftalaldehida dan formaldehida.
Meski demikian ada beberapa mikroorganisme yang tidak memberikan respons terhadap semua antiseptik dan juga disinfektan,
hal ini biasanya karena mikroorganisme tersebut sudah resisten atau
mengalami mutasi. Karena itu hal pertama yang harus dipahami sebelum
menggunakan antiseptik atau disinfektan adalah mengetahui
mikroorganisme apa yang ingin dibasmi dan dimana mikroorganisme tersebut
tumbuh. Hal ini untuk mencegah terjadinya efek samping yang mungkin
dapat merugikan atau berbahaya bagi tubuh. (detikhealth)