Posted by : Anthony Hijra a.K.a Tony
Rabu, 21 Agustus 2013
Batam seperti dihujani oleh meteor yang siap meluluh lantakkan kota. Itulah gambaran kondisi kemarin pagi, Kamis (4/11) saat serpihan berjatuhan akibat ledakan mesin kedua sebelah kiri pesawat terbang jenis AirBus A380 milik Qantas.
Pesawat dengan nomor penerbangan QF 32
yang membawa 443 penumpang dan 26 awak itu bertolak dari bandara
Changi, dengan tujuan Sidney. Jatuhnya beberapa serpihan yang berada diwilayah Batam centre tersebut, membuat empat rumah warga yang berada diperumahan Puri Emas mengalami kerusakan yang cukup lumayan pada atap dan dindingnya.
Empat rumah tersebut adalah milik
Yanestri Blok A1/03, Burhanuddin Blok A1/02, Imelda Blok A2/08, dan Rida
Fadli Blok A2/09. Kerusakan yang diakibatkan serpihan yang menimpa
rumah, tingkat kerusakannya berbeda beda.
"Saat itu saya baru saja selesai
menjemur baju di belakang. Selang satu menit berjalan kedepan, tiba-tiba
aja terdengar bunyi ledakan keras. Saya langsung mengira bahwa ledakan
tersebut berasal dari kompor gas tetangga belakang rumah. Soalnya dapur
dan kompor saya posisinya tak berada dibelakang. Langsung aja saya balik
kebelakang dan saya lihat tembok belakang sudah hancur berlubang dan
atap rumah pun ikut berlubang. Disitu saya tengok diatas ada benda yang
berputar warna abu-abu seperti gir motor jatuh tepat diatap yang
berlubang tersebut," ujar Yanestri,55, pemilik rumah blok A1/03 Puri
Emas yang tertimpa.
Yanestri melanjutkan, bukan hanya
rumahnya aja yang mengalami kerusakan karena tertimpa serpihan dari
pesawat terbang tersebut. "Mesin cuci yang saya letakkan di belakang
dekat tembok yang berlubang tersebut ikut rusak tertimpa juga. Ya kalau
mau minta ganti rugi yang disalahkan saya tak tahu siapa. Ini namanya
musibah yang tak diduga," terangnya.
Tak hanya itu, serpihan yang jatuh
juga menimpa warga kompleks Anggrek Sari bernama, Nunung (38). "Saya
terkejut saat lagi di belakang rumah, tiba-tiba pundak kanan saya
tertimpa benda seperti aluminium ukuran kecil. Untung aja ukurannya
kecil, kalau sampai ukurannya tadi sebesar pintu tak kebayang apa
jadinya. Sebab meskipun serpihan tersebut ukurannya kecil, tapi sangat
panas, pundak seperti disulut bara api," ujar Nunung sambil menunjukkan
pundak kanannya yang membiru akibat panasnya serpihan yang menimpanya.
Hal serupa juga dikatakan, Titus
Karbuy dan Fatmawati, karyawan Servotech di kawasan Walakaka yang juga
tertimpa serpihan Qantas. "Saya keasyikan melihat pesawat yang
mengeluarkan asap putih tebal tersebut. Tak tahunya dari atas pohon, ada
benda ukuran kecil seperti sarang tawon menimpa kepala saya. Untung
saat itu saya lagi pakai helm kerja," ujar kedua saksi tersebut.
Setelah dilakukan proses identifikasi
dan pengumpulan dari beberapa serpihan yang jatuh oleh petugas
kepolisian dibantu, Kementrian Perhubungan, dan petugas Bandara Hang
Nadim, diperoleh belasan titik jatuhnya serpihan tersebut. Titik itu
diantaranya Cammo Industri diatap PT JMS, kawasan Eden Park, Duta mas,
Anggrek Sari, Centre Park, Puri Emas, Anggrek Sari, Politeknik, Komplek
Walakaka Industri, Kampung Belian serta Puri Legenda dan Allexandria.
Wakapolda Kepri, Kombes (Pol) Bambang
BS yang turut menyaksikan identifikasi ulang di parkiran khusus
Mapolresta mengatakan, yang dilakukan pihak kepolisian hanya mendata
serpihan dan lokasi jatuhnya pesawat. "Nanti perusahaan penerbangan yang
bersangkutan dan kepolisian Australia akan datang untuk memerikan
keterangan. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menjuju ke sini.
Jadi untuk informasi lebih lengkap nanti bisa langsung kepada mereka,"
kata Bambang. (jpnn.com)